Serial anime Cyberpunk Edgerunners meraih kesuksesan besar dan menjadi salah satu anime dengan rating tertinggi di Netflix. Namun tahukah kamu bahwa Studio Trigger yang menggarap anime ini sempat beradu pendapat dengan CD Projekt Red mengenai karakter Rebecca?
IDGS, Rabu, 21 September 2022 – Serial anime yang diadaptasi dari gim “Cyberpunk 2077” itu mendapat rating tinggi di MyAnimeList dan Rotten Tomatoes, bahkan sampai mendulang pujian setinggi langit dari kreator gim kenamaan Hideo Kojima.
Namun rupanya proses adaptasi Cyberpunk 2077 ke anime tidak berjalan mulus. CD Projekt Red (CDPR) selaku pemilik IP Cyberpunk 2077 sekaligus produser dari serial anime Cyberpunk 2077 sempat mengalami konflik dengan Studio Trigger yang mengerjakan anime tersebut mengenai karakter Rebecca.
CDPR awalnya menolak draft karakter Rebecca dari Studio Trigger karena khawatir akan tanggapan negatif dari penonton. Kekhawatiran itu karena Rebecca sebagai seorang wanita muda dengan tubuh mungil dianggap merepresentasikan karakter “loli” yang dirasa tidak sesuai dengan nuansa kebebasan dan kriminalitas di Night City — latar belakang tempat dari anime Cyberpunk Edgerunners
Rebecca, karakter Loli dalam anime Cyberpunk Edgerunners. (Netflix/Studio Triggers)
Namun Studio Trigger tetap bersikukuh bahwa Rebecca harus dimasukkan ke dalam anime Cyberpubk Edgerunners. Untungnya CDPR memberi restu, karena Rebecca kini menjadi “best girl” dari para penggemar anime tersebut, bersaing ketat dengan Lucy sebagai karakter wanita utama.
Konflik antara CDPR dengan Studio Trigger itu terungkap dalam wawancara bersama salah satu anggota tim kreatif CDPR yang terlibat dalam pengembangan Cyberpunk Edgerunenrs.
“Rebecca adalah gadis terbaik (dalam Cyberpunk Edgerunners). Namun saya merasa sedikit bersalah karena saya adalah salah satu orang dari tim kreatif yang setuju untuk menghilangkan Rebecca dari cast awal dalam tahap pra-produksi,” katanya.
Ia lalu menceritakan bagaimana CDPR sempat menolak draft karakter Rebecca dari Studio Trigger.
“Rebecca adalah seorang loli. Tidak ada Loli di Night City. Dia tidak terlihat seperti karakter dalam Cyberpunk 2077,” kata anggota tim kreatif CDPR tersebut.
Namun balasan dari Studio Trigger akan keraguan CDPR sangat singkat namun jelas: “No, the loli must stay” (Tidak, Loli ini harus bertahan).
In trigger own words: pic.twitter.com/ehSoRkKMqZ
— puyo (alexxela) (@reitard4) September 15, 2022
Untungnya CDPR memberi restu, karena Rebecca kini menjadi “best girl” dari para penggemar anime tersebut, bersaing ketat dengan Lucy sebagai karakter wanita utama.
Tentunya Studio Trigger juga tidak ingin adanya kontroversi seputar Rebbeca. Sejak awal dimulainya Cyberpunk Edgerunners, sudah dijelaskan dengan gamblang bahwa Rebecca meski berbadan kecil, bukanlah seorang anak kecil. Dia juga tidak memiliki suara imut seperti loli pada umumnya, serta tidak mendapat adegan sensual maupun romantis dalam animenya. Berkat gaya bicara Rebecca yang apa adanya serta kepribadian yang supel namun eksplosif jika ia marah membuat Rebecca disukai para penikmat Cyberpunk Edgerunners.
Kesukesan Cyberpunk Edgerunners membawa dampak positif bagi gim Cyberpunk 2077 yang penjualannya langsung naik usai adaptasi animenya dirilis hingga menjadi salah satu gim top-selling di platform Steam.
(Stefanus/IDGS)