Salah satu wakil Asia Selatan di The International 10 (TI 10), T1, berjumpa dengan favorit juara PSG.LGD di putaran upper bracket playoff dan berujung pada pertandingan terseru sejauh ini di kompetisi tahunan tersebut.
IDGS, Rabu, 13 Oktober 2021 – T1 yang lolos ke upper bracket dari Grup A dengan susah payah serta masih dibantu Undying yang menahan imbang Evil Geniuses di hari terakhir fase grup.
Sementara itu PSG.LGD lolos ke upper bracket dengan predikat pemuncak Grup B dan tak terkalahkan dalam 8 pertandingan. Mengingat performa cemerlan wakil China itu di sepanjang musim DPC tahun ini, maka tak heran apabila mereka diunggulkan untuk memenangkan laga melawan T1. Hanya saja kemenangan itu diraih dengan tidak mudah karena T1 membawa harga diri Asia Tenggara sebagai taruhannya.
Recap
Match 1
Tidak ada kejutan sama sekali di partai pembuka ini, di mana PSG.LGD sekali lagi menunjukkan mengapa mereka disebut-sebut sebagai tim Dota 2 profesional terbaik di dunia saat ini sekaligus favorit juara TI 10. Meski tidak menang terlalu telak dari segi jumlah kill, namun dari segi permainan mereka mutlak unggul dari lawannya.
Hal itu mereka tunjukkan dengan terus memegang inisiatif pertandingan serta selalu berada di depan dalam berbagai aspek seperti networth dan XP. PSG.LGD selalu berhasil meraih cuan di setiap teamfight, dan meski T1 sempat menggebrak di awal lewat triple kill dari Lina yang dikendalikan Karl “Karl” Baldovino di awal, T1 tak bisa berbuat banyak begitu Terrorblade dari Wang “Ame” Chunyu” terjun ke teamfight. T1 tak punya jawaban apa-apa di mana carry mereka, Morphlin yang dikendalikan Nuengnara “23Savage” Teeramahanon tidak berkutik melawan Terrorblade maupun kombinasi serangan dari Magnus, Dragon Knight, serrta para support PSG.LGD lainnya.
Match kedua
Di match ini, 23Savage bermain jauh lebih bagus dari biasanya dan jarang berbuat kesalahan sehingga Medusa yang ia kendalikan jadi dengan cepat. Di satu sisi, Karl bermain gemilang menggunakan Doom di mana berkali-kali ia menjadi kunci di beberapa teamfight penting, bahkan menyelesaikan pertandingan sebagai top killer T1 dengan rekor KDA 11/5/10.
Sementara itu pemain Indonesia yang membela T1, Kenny “Xepher” Deo juga tampil trengginas menggunakan Dawnbreaker di mana ia menyumbang total 20 assist untuk membantu timnya menang atas PSG.LGD.
Matthew “Whitemon” Filemon, salah satu dari dua pemain Indonesia yang membela T1 dalam ajang Ti 10. (Twitch/dota2ti)
Meski begitu kemenangan ini diraih dengan cukup sulit oleh T1. Meski mereka mendominasi permainan sejak menit 15, entah bagaimana PSG.LGD masih selalu sanggup menjembatani jurang perbedaan networth dan XP sehingga T1 hanya bisa meraup sedikit keuntungan dari setiap teamfight.
Puncaknya adalah teamfight besar-besaran yang terjadi pada menit 47-50 di mana seluruh pemain dari kedua tim sama-sama melakukan buyback — pertama kalinya terjadi dalam sejarah TI. Perang brutal tersebut terhitung imbang bagi kedua tim hanya saja kemudian teamfight di liang Roshan dimenangkan oleh T1 sehingga mereka berhasil mengamankan Aegis untuk Medusa dan pada akhirnya berhasul menculik Terrorblade Ame yang sudah tidak bisa buyback untuk kemudian menghancurkan Ancient dari PSG.LGD di menit ke-54.
Match ketiga
PSG.LGD akhirnya mengakui keunggulan T1 dalam permainan jangka panjang, sehingga mereka pun mengganti strategi dan memilih bermain cepat di match ketiga. Ame mengendalikan Ursa, sementara Zhang “Faith_bian” Ruida menggunakan Magnus dan Cheng “NothingToSay” menggunakan Ember Spirit.
PSG.LGD berhasil menakhlukan perlawanan T1 di putaran pertama upper bracket playoff TI 10 pada hari Rabu (13/10/2021). (Twitch/dota2ti)
Dimulai dari rotasi yang bagus dari Ember Spirit NothingToSay, ia terus-menerus menekan seluruh lane dari T1 dan memaksakan teamfight agar Spectre dari T1 tidak kesulitan farming. Dan benar saja, mendapat tekanan hebat dari PSG.LGD, 23Savage kembali ke performa biasanya dan membuat banyak kesalahan sehingga beberapa kali ia terculik. Praktis dengan Spectre yang kalah networth serta trio Ember Spirit-Magnus-Ursa PSG.LGD makin menggila, T1 tak bisa memberi perlawanan banyak dan terpaksa menyerah di menit ke-37. Perbedaan total kill kedua tim (39:7) menunjukkan betapa berat sebelahnya pertandingan kali ini.
Dengan kemenangan ini, PSG.LGD pun memastikan diri masuk top 6 Ti 10 dan kini menunggu laga antara Virtus.pro kontra Vici Gaming. Sementara itu T1 harus turun ke lower bracket dan berhadapan melawan Alliance.
(Stefanus/IDGS)