Perbedaan beberapa mekanisme antara Valorant dan CS:GO, mulai dari buy menu, recoil, hingga pergerakan karakter.
IDGS, Rabu, 13 Mei 2020 – Pemain pro Valorant, Tyson “TenZ” Ngo menciptakan sebuah guide mendetail bagi senjata-senjata di Valorant dan bagaimana cara aim (mengarahkan) yang benar menggunakan setiap senjata, sekaligus mendiskusikan apa saja perbedaan antara game ciptaan Riot Games itu dengan CS:GO.
(Cloud9/TenZ)
Pertama, TenZ menjelaskan bahwa mekanisme Buy Menu di Valorant memiliki satu perbedaan dengan CS:GO. DI Valorant, pemain dapat me-refund senjata dan armor yang telah mereka beli sebelum dimulainya suatu ronde. Selain itu, pemain juga bisa memberi tahu rekan setim apabila hendak berganti senjata maupun perlengkapan saat fase Buy Menu.
Mekanisme Senjata dan pengendalian recoil
Kemudian dari segi mekanisme senjata juga terdapat beberapa perbedaan.
Di Valorant, semua senjata tersedia bagi tim penyerang dan bertahan, berbeda dengan CS:GO di mana beberapa senjata eksklusif untuk teroris atau CT saja.
Selain itu TenZ juga menjelaskan bahwa sniper di Valorant agak berbeda dibandingkan dengan CS:GO. Di CS:GO, pemain bisa bermain jauh lebih agresif dengan AWP dan Scout, namun tidak di Valorant.
Untuk rifle, TenZ memperlihatkan bagaimana cara yang benar dalam mengendalikan recoil senjata. Di Valorant, semua senjata memiliki pola recoul yang sama, baik untuk assault rifle maupun submachine gun. Pola recoil senjata selalu naik kemudian bergoyang ke kiri lalu ke kanan.
“Ketika kamu mencoba mengendalikan pola penyebaran peluru dari suatu senjata, coba saja menembak ke tembok dan melihat di mana peluru mendarat. Jadi langkah yang benar adalah menggerakkan mouse ke bawah, ke kanan, lalu ke kiri,” jelas TenZ.
Sebagai perbandingan, setiap senjata di CS:GO memiliki pola sebaran peluru yang sangat berbeda satu sama lain, sehingga pemain harus mempelajari cara mengendalikan setiap senjata secara individual.
Salah satu fitur penting lain di Valorant yang tidak dijumpai di CS:GO adalah fitur aim dengan down sight menggunakan semua senjata. Meski begitu fitur ini juga memiliki kelemahan.
“Fitur tersebut mengurangi fire rate keseluruhan dari sebuah senjata dan membuat penyebaran peluru agak lebih susah dikendalikan,” jelas TenZ. Sedangkan di CS:GO, hanya Steyr Aug A3 dan Krieg 552 yang memiliki fitur tersebut.
Selain itu salah satu perbedaan lain yang cukup signifikan adalah teknik counter strafling di Valorant, yang mana pemain tidak perlu memencet tombol strafling berlawanan untuk berhenti bergerak secara total.
(Stefanus/IDGS)
Sumber: One Esports via Cloud9/TenZ