Eks pemain pro Valorant asal Australia, Rowan “Magnetbrain” Crothers, berhasil meraih medali emas dalam ajang Paralimpik Tokyo 2020 di cabang renang.
IDGS, Kamis, 26 Agustus 2021 – Magnetbrain berhasil meraih medali emas di cabang renang Paralimpik Tokyo 2021 nomor 50 meter gaya bebas S10 pada hari Rabu (25/8/2021) waktu Jepang.
Ia sukses mengalahkan Maksym Krypak dari Ukraina dan Phelipe Rodrigues dari Brasil yang pada Paralimpik Rio 2016 masing-masing meraih medali emas dan perak di nomor ini.
Pemain pro Valorant Rowan “Magnetbrain” Crothers raih medali emas di Paralimpik Tokyo 2020. (Ebene Sport)
Prestasi tersebut sekaligus adalah yang pertama bagi Magnetbrain di ajang Paralimpik setelah di Paralimpik Rio 2016, ia hanya menempati posisi keenam di babak final 50 meter gaya bebas S10 saat masih berusia 18 tahun.
Melansir One Esports, S10 adalah klasifikasi renang disabilitas yang menyertakan atlet dengan kelemahan minimal pada organ kaki di bawah lutut atau mengalami masalah pada pinggul, yang juga mencakup amputasi dan cerebral palsy.
Magnetbrain yang kini berusia 23 adalah penderita cerebral palsy. Hal ini menyebabkan dirinya tidak mampu berbicara dan belajar dengan baik dan merupakan cacat fisik yang tak dapat disembuhkan sejauh ini yang telah ia alami sejak kecil.
Former Valorant Pro Rowan Crothers, known as @magnetbrain, who took a break from the game to train for Tokyo, has now claimed a Gold Medal in the Paralympics!
Gamers are athletes confirmed. pic.twitter.com/bDALwqXYjS
— Jake Lucky (@JakeSucky) August 25, 2021
Magnetbrain juga sempat berkecimpung di panggung profesional Valorant bersama tim Pants Down yang berlaga di LPL Challengers Oceania pada September 2020 sebelum memutuskan hiatus dari eSports untuk fokus berlatih bagi Paralimpik Tokyo 2020.
“Saya mulai berenang sebagai bagian dari pengobatan untuk demensia. Saat itu saya membencinya dan tidak tahan. Jika saya tidak tahu ada Paralimpik, saya tidak akan pernah ke sini (menjadi atlet renang),” ucap Magnetbrain.
“Kini saya telah membuktikan bahwa saya bukan hanya orang cacat, tetapi juga seorang atlet papan atas,” tuturnya.
(Stefanus/IDGS)
Sumber: One Esports