Seorang remaja 17 tahun di Inggris ditangkap oleh Kepolisian London berkolaborasi dengan Unit Kejahatan Siber Inggris Raya dan FBI pada Jumat (23/0/2022) waktu setempat.
IDGS, Sabtu, 24 September 2022 – Meski Kepolisian London belum mengungkap detail lebih jauh, jurnalist Matthew Keys melaporkan dari sumber yang tidak diketahui bahwa remaja 17 tahun itu terlibat dalam kasus peretasan dan pencurian data serta video-video pengembangan Grand Theft Auto VI yang tengah dikembangkan Rockstar baru-baru ini.
On the evening of Thursday 22 September 2022, the City of London Police arrested a 17-year-old in Oxfordshire on suspicion of hacking, as part of an investigation supported by the @NCA_UK’s National Cyber Crime Unit (NCCU).
He remains in police custody. pic.twitter.com/Zfa3OlDR6J
— City of London Police (@CityPolice) September 23, 2022
Tak hanya meretas dan mencuri data-data pengembangan GTA VI saja, pelaku peretasan itu juga mencoba memeras Rockstar serta mengklaim merupakan dalang dibalik kasus peretasan Uber Slack dan situs-situs Uber.
UPDATE: Arrest of 17-year-old by police in the United Kingdom over hack of Rockstar and possibly Uber was done in concert with an investigation conducted by the FBI, according to a source with knowledge of the matter.
— Matthew Keys (@MatthewKeysLive) September 23, 2022
Menurut pihak Uber, hacker yang meretas mereka kemungkinan besar adalah kelompok hacker bernama LAPSUS$, kelompok hacker remaja yang terlibat dalam beberapa kasus peretasan perusahaan-perusahaan global seperti Microsoft dan Samsung. Kelompok itu bahkan dilaporkan pernah menyusup ke dalam database dari penegak hukum Amerika Serikat.
UPDATE: Police expected to give more details on arrest of 17-year-old Rockstar Games hacker later today, possible statement coming from the FBI later this morning/afternoon.
— Matthew Keys (@MatthewKeysLive) September 23, 2022
Menurut Keys, baik Kepolisian London dan FBI akan segera mengungkap detail akan penangkapan remaja 17 tahun yang masih disembunyikan identitasnya itu. Bloomberg pernah melaporkan bahwa menurut penelusuran para peneliti keamanan siber, beberapa kasus peretasan yang dilakukan LAPSUS$ terhubung dengan remaja tersebut — yang pada saat itu baru berusia 16 tahun dan tinggal di rumah ibunya di dekat Oxford, Inggris.
(Stefanus/IDGS)