IDGS – Harapan tinggi para pendukung Boom Esports, melihat tim kesayangan bisa menjuarai ESL Clash of Nations 2019 seperti tidak sesuai harapan.
Pasalnya Boom Esports harus ‘gigit jari’ setelah gagal juara di final ESL Clash of Nations 2019, mereka takluk dari tim asal philipina, Team Androit.
Dalam perjalanan Boom Esports sempat diunggulkan di turnamen ini karena memiliki tren kemenangan beruntun hingga final. Boom Esports berhasil menghajar Team Androit dan RRQ.Trust babak main event.

Jalan pertandingan di babak pertama berhadapan dengan Team Androit, performa yang ditunjukkan oleh Boom terbilang labil, mereka sempat memimpin tempo permainan dengan keunggulan 10.000 networth namun mereka belum bisa mengakhiri game ini.
Saat di menit ke-43, petaka muncul ketika Leshrac, Grimstroke dan Tiny mati, mereka lakukan buyback untuk membackup Juggernaut. Alih-alih melakukan backup justru Tiny dan Grimstroke mati kembali, Juggernaut pun ikut mati.
Dengan cepat Team Androit lakukan comeback dengan cepatnya menghabisi tower mid tier 3 dan langsung melakukan push ke arah tower mid tier 4 tanpa menghancurkan barrack mid terlebih dahulu. Boom Esports hanya bisa melihat ‘ Good Game’ pun diketik.
Di babak kedua, Boom Esports tidak mau mengulangin kesalahannya, tampil dominan sepanjang pertandingan hingga menit ke-35 dengan keunggulan mencapai 23.000 networth. Mereka jaga asa setelah berhasil menyamakan skor.
Antiklimaks di babak ketiga, Team Androit seperti sudah paham pola permainan yang ditunjukkan Boom Esports. Mereka pun bermain agresif untuk menekan permainan Boom Esports. Ember sebagai pahlawan dipertandingan ini dengan membunuh 23.

Team Androit juga berhasil membuat mega creep dan memupuskan harapan Boom Esports. Akhir perjalanan Team Androit sukses menjuarai turnamen ESL Clash of Nations 2019 dengan membawa uang USD 20.000 atau setara Rp 280 juta, sedangkan untuk Boom Esports menjadi runner-up dengan membawa uang USD 10.000 setara Rp 140 juta.
(OAA/IDGS)